5 Kenikmatan Hidup yang Berlalu Sebelum Era Smartphone

rompokmu Sebelum dunia dipenuhi dengan notifikasi dan layar sentuhan, kita menjalani kehidupan yang sangat lain. Zaman di mana hal-hal biasa malah dirasakan memiliki arti yang mendalam.

Tanpa kita sadari, dulu kita punya banyak kemewahan hidup yang kini perlahan hilang di tengah gegap gempita era digital.

Berdasarkan laporan dari Geediting, berikut lima hal yang dulunya dianggap biasa namun sesungguhnya merupakan kenyamanan dalam kehidupan sehari-hari sebelum kedatangan era smartphone.

1. Gambar cetak serta albumbuku

Pada masa lalu, fotografi lebih tentang kualitas daripada jumlah. Kita tak dapat menembak ribuan gambar dalam sehari dan kemudian memilah salah satunya sebagai yang terbaik. Setiap bidikan dari kamera film merupakan suatu pertimbangan.

Selanjutnya, terdapat waktu ketika hasil fotonya dicetak lalu dijilid dalam sebuah album foto. Setiap kali membuka satu per satu halamannya, berbagai emosi seperti kesedihan senang, kenangan manis, hingga tawanya keluar. Keindahan hidup ini menghadirkan pengalaman memori yang dapat diraba, tidak sekadar dinikmati melalui layar gadget.

2. Mixtape dan seni perekaman

Sebelum Spotify dan Apple Music menguasai masa digital ini, terdapat seni dalam pembuatan mixtape. Meracik lagu-lagu menjadi satu kesatuan di album campuran merupakan suatu proses yang penuh kreasi serta emosi.

Anda perlu bersabar saat menanti lagu kesukaan Anda dimainkan di radio, kemudian segera tekan tombol "rekam". Namun, campuran tape tidak hanya tentang musik saja. Ini dapat menjadi sarana bagi seseorang untuk menyampaikan cinta, kerinduan, atau bahkan kekecewaan mereka.

Sering kali, sebuah kaset mampu menyampaikan pesan yang lebih dalam daripada sepucuk surat cinta. Ini jauh lebih bernilai ketimbang hanya menekan tombol "shuffle" pada daftar putar digitalmu saat ini.

3. Menyaksikan tayangan TV bersama

Pada zaman sebelum kedatangan ponsel pintar, menonton televisi merupakan suatu aktivitas yang dilakukan bersama-sama. Anda perlu berada di depan layar pada waktunya untuk tidak mengalami ketinggalan acara kesukaan Anda. Tak tersedia opsi 'putar ulang', dan juga tak ada konsep 'menonton sesuai permintaan'.

Namun disinilah terletak pesonanya. Terdapat rasa persatuan, ketika tertawa bersama saat acara mengundang tawa, dan merasakan tensi yang sama pada saat permainan sedang berjalan.

Tidak terdapatspoiler karena semuanya menyaksikan pada saat bersamaan. Pada zaman digital ini, menonton menjadi lebih personal dan sunyi.

4. Berbicara langsung atau melalui panggilan telpon

Sebelum seluruh pembicaraan berpindah ke bentuk pesan teks dan ikon emoji, komunikasi terjadi melalui nada bicara dan ekspresi wajah yang sebenarnya. Menelpon sahabat dapat memakan waktu hingga beberapa jam, serta bertemu secara fisik memiliki nilai melebihi ritual semacam itu.

Anda dapat mengamati ekspresi wajah, menangkap tawaran, serta menyadari kedatangan seseorang. Kini hal-hal tersebut semakin jarang ditemui sebab interaksi dalam zaman ponsel pintar cenderung berlangsung via layar.

5. Membuat dan menyampaikan pesan secara tertulis, termasuk antisipasi terhadap respon kembali

Mengarang surat merupakan sebuah keterampilan. Setiap huruf disusun secara cermat, dan tiap frasa dipertimbangkan matang-matang. Sesudah pengiriman, Anda perlu bersabar menantikan balasan; bisa jadi beberapa hari hingga bertahan dalam seminggu lebih.

Menantikan sesuatu bukannya menjadi beban, tetapi justru merupakan bagian dari pesonanya. Ketika akhirnya terbalas, rasanya sangat sulit untuk diceritakan. Dalam atmosfer serba cepat zaman digital saat ini, merasakan nikmatnya menanti serta memaknainya hampir sirna.

Mungkin dunia kini menjadi lebih cepat dan efisien, tetapi masih ada pesona tak ternilai dari zaman dahulu sebelum jaman ponsel pintar. Hal-hal biasa tersebut bukan hanya sekedar ingatan. Sebaliknya, mereka merupakan ekspresi nyata tentang kemakmuran hidup yang tidak dapat didownload ataupun dibeli.

Posting Komentar untuk "5 Kenikmatan Hidup yang Berlalu Sebelum Era Smartphone"